Mengenal Cara Kerja Hingga Tahapan SDLC pada Software

Mengenal Cara Kerja Hingga Tahapan SDLC pada Software

Admin
Admin・ 31 Januari 2022
6 min read ・ 1127 views

SDLC atau System Development Life Cycle lebih mengacu pada metodologi pembuat perangkat lunak dengan kualitas yang tinggi. Adapun metodologi ini memiliki beberapa langkah yang meliputinya, seperti (1) proses analisis kebutuhan, (2) perencanaan, (3) desain perangkat lunak layaknya desain arsitektur, (4) pengembang perangkat lunak, (5) Pengujian, dan (6) penyebaran. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang tahapan SDLC pada software, baca ulasan ini hingga selesai!

 

Secara rinci SDLC diartikan sebagai proses yang menghasilkan software/ perangkat lunak dengan tingkatan kualitas tertinggi, serta prosesnya tidak membutuhkan waktu dan biaya yang terlalu besar. Seperti yang Anda ketahui, SDLC memiliki fase ataupun tahapan terstruktur, sehingga membantu suatu organisasi pembuat perangkat lunak, menciptakan software yang teruji dengan baik.

 

Pun para pengembang juga dapat melakukan produksi secara masal atas perangkat lunak yang telah dibuat. Hal itu karena prosesnya yang detail dalam setiap fase SDLC. Setiap penggunaan SDLC memiliki model yang beragam seperti, model waterfall, model spiral, dan model agile. Untuk menyelam lebih dalam tentang bagaimana cara kerja SDLC dan setiap fasenya, berikut ulasannya!

 

Bagaimana SDLC Bekerja?

Sebelum membahas tahapan SDLC pada software, Anda dapat menyimak bagaimana SDLC ini bekerja dalam membuat perangkat lunak. Karena dengan memahami cara kerja SDLC, kita akan memiliki gambar setiap penjelasan dari tahapan-tahapan SDLC.

 

Dari penjelasan diatas tentu Anda sudah dapat memperkirakan bagaimana cara kerja SDLC untuk sebuah perangkat lunak/software. Dalam bidang rekayasa software, SDLC memiliki tahapan yang bisa digunakan engineer atau developer, untuk merancang dan mengelola software. Dari sini, jelas tujuan SDLC adalah menghasilkan output yang berkualitas tinggi, sesuai dengan harapan pengguna dan stakeholder.

 

Dalam pengaplikasiannya, SDLC menekan biaya produksi dengan pembuatan yang lebih cepat, tapi tidak menurunkan kualitas software. Tentu ini disertai dengan pembuatan rencana yang matang oleh klien ataupun stakeholder. Adapun penyusunan rencana, dilatar belakangi oleh evaluasi sistem sebelumnya, untuk menghasilkan produk lebih berkualitas dan efisien.

 

Selanjutnya developer akan memberikan definisi persyaratan dari sistem perangkat lunak yang baru. Kemudian software akan dibuat dengan tahapan-tahapan yang akan dibahas di poin berikutnya. Setelah itu developer juga melakukan diskusi untuk mendapatkan feedback, supaya pekerjaan tidak berulang, ketika produk telah selesai dibuat. 

 

Tahapan-Tahapan SDLC Untuk Software

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penggunaan SDLC untuk pembuatan perangkat lunak yakni meminimalkan biaya, efisiensi waktu, hingga menjaga kualitas produk. Sehingga software, sesuai dengan harapan engineer dan stakeholder.

 

Dengan langkah yang cepat, hasil yang dikeluarkan bukan sembarangan. Karena rancangan yang developer gunakan memiliki latar belakang sistem sebelumnya, sehingga kualitasnya terjamin. Adapun tahapan SDLC pada software sebagai berikut.

 

1.    Planning/ Perencanaan

Dalam tahapan perencanaan, tim developer akan melakukan identifikasi dan menentukan scope/bagian mana saja yang akan dikembangkan. Tahapan ini juga meliputi pencarian informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder atas pengembangan software yang akan dibuat.

 

Tim developer juga melakukan pembentukan struktur tim, time frame, perencanaan biaya, pengamanan, dan faktor lainnya, yang dirasa penting dalam proses pembuatan dan pengembangan software.

 

2.    Analysis/Analisis

Tahapan selanjut dari SDLC yakni analysis/analisis. Tim developer akan melakukan analisis kebutuhan fungsional sistem. Sehingga dari analisis ini, tim akan mengetahui masalah bisnis, berapa target yang hendak dicapai, fungsinya apa jika software dikembangkan, dan tujuan apa yang akan dicapai. Pun Anda akan bertanya mengapa analisis kebutuhan fungsional diperlukan?

 

Tentu dalam membuat software ataupun perangkat lunak, Anda menginginkan hasil yang maksimal. Dari proses analisis kebutuhan fungsional ini, Anda akan memiliki hasil akhir yang sesuai dengan tahap perencanaan sebelumnya. Sehingga target yang telah ditentukan di perencanaan dapat terwujud seluruhnya.

 

3.    Design

Tahapan SDLC pada software yang ketiga adalah proses desain. Tahapan ini dilakukan oleh tim dengan merencanakan rencana desain ataupun spesifikasi desain. Aspek-aspek yang ditentukan dalam tahapan ini, meliputi:

 

Pertama arsitektur, aspek ini meliputi bahasa pemrograman yang akan dipakai, desain software secara keseluruhan, dan lainya. Kedua user interface, aspek ini melakukan pendefinisian cara kerja user saat berinteraksi dengan software. Serta bagaimana cara kerja software dapat merespon hal tersebut.

 

Ketiga platform, aspek ini tentu saja melingkupi tempat kerja software agar berjalan sebagaimana mestinya, contohnya Android, iOS, Linux, dan lain sebagainya. Keempat security/keamanan, aspek ini menjadi langkah-langkah perangkat lunak dapat digunakan, misalnya enkripsi lalu lintas SSL, perlindungan kata sandi, dan lain-lain.

 

Empat aspek desain ini kemudian akan diserahkan kepada stakeholder. Tim developer akan menjelaskan aspek tersebut, dengan disertai kemungkinan risiko, teknologi yang akan digunakan, kapabilitas tim, terkendalanya proyek, waktu dan anggaran. Nantinya, informasi tersebut akan diterima oleh stakeholder, untuk kemudian diberikan umpan balik kepada developer.

 

4.    Development

Di tahapan inilah rencana perangkat lunak akan direalisasikan. Tim pengembang akan mengawali membangun sistem dengan kode bahasa pemrograman, yang telah ditentukan sebelumnya. Tahapan ini juga menjadi tahap terpanjang dalam proses SDLC.

 

Untuk membuat proyek besar, proses pembuatan perangkat lunak akan dibagi menjadi beberapa unit maupun modul. Kemudian dari pembagian tersebut akan disebar ke beberapa tim pengembang software. Admin akan mengumpulkan informasi ke dalam database.

 

Lalu front and developer bertugas membangun UI dan GUI agar dapat berinteraksi dengan back-end. Tentu tahapan ini juga akan mengacu pada pedoman yang sebelumnya sudah ditentukan.

 

5.    Testing

Proses ini akan banyak melibatkan peran para QA atau Quality Assurance. Tentu ini diperlukan untuk menguji sistem dan memberikan penilaian atas software tersebut. Aspek penilaian ini didasarkan pada pembahasan rencana fungsional yang telah ditentukan sebelumnya. Tim QA akan menguji software, baik aspek kecacatannya, error, ataupun mencegah bug.

 

Jika ditemukan ketidaksesuaian oleh tim QA, maka tim pengembang akan segera melakukan revisi. Rutinitas ini akan selalu berlanjut, apabila capaian software belum sesuai dengan yang diharapkan stakeholder.

 

6.    Implementation dan release

Setelah tahap testing selesai, maka implementasi software dapat dilakukan. Tujuan tahap ini adalah mendeploy software ke dalam lingkungan produksi. Untuk perusahaan biasanya lebih memilih untuk mengadakan uji coba ke lingkungan bisnis/UAT-User Acceptance Testing. Hal ini dilakukan sebelum benar-benar dirilis di pasar, agar meminimalisir terjadinya masalah.

 

Sebenarnya masih ada tahapan SDLC untuk software yang belum disampaikan, yakni tahapan maintenance. Dimana tahapan ini menjadi akhir SDLC, yang berupa pemeliharaan sistem secara rutin, supaya kinerja software tetap optimal.Intinya penggunaan SDLC dapat membantu merencanakan, mengestimasi, dan melakukan penjadwalan proyek. Sehingga aspek kontrol atas proyek dapat dilakukan dengan mudah.

 

Tinggalkan Komentar
Loading Comments